Pengertian Tabiin

SQ Blog - Salah satu thabaqat atau tingkatan dalam sejarah islam ialah thabaqat thabi'in. Siapa itu thabi'in dan apa saja keutamaannya. Berikut penjelasannya.

A. DEFINISI TABI'IN

Tabi’in merupakan jamak dari kata تابعي (tabi’i) atau تابع (tabi’). Menurut bahasa تابعي berarti pengikut dan التابع adalah isim fa’il dari "تبعه" yang artinya berjalan di belakangnya.

Sedangkan menurut istilah Tabi’in adalah sebagai berikut:

Ù‡ُÙˆَ Ù…َÙ†ْ Ù„َÙ‚ِÙŠَ صَØ­َابِÙŠًّا Ù…ًسْÙ„ِÙ…ًا ÙˆَÙ…َاتَ عَÙ„َÙ‰ اْلإِسْÙ„َامِ

Artinya: “Adalah seorang muslim yang bertemu dengan seorang sahabat dan mati dalam beragama Islam”.[1]

B. FAIDAH MENGETAHUI TABI'IN

Faidah mengetahui tabi’in yaitu membedakan antara mursal dan mu’dhal.[2] Jumlah tabi’in tidak terhitung karena setiap muslim yang bertemu dengan seorang sahabat disebut Tabi’in padahal sahabat yang ditinggalkan Rasulullah lebih dari seratus ribu orang.

Para ulama juga berbeda dalam membagi thabaqat tabi’in tergantung dari segi tinjauan yang mereka pakai. Imam muslim membaginya menjadi 3 thabaqat, Ibnu Saad membaginya menjadi 4 thabaqat dan al-Hakim membaginya 15 thabaqat yang pertama adalah orang yang bertemu 10 orang sahabat yang yang digembirakan dengan sorga.

Para ulama sepakat bahwa akhir masa tabi’in pada tahun 150 H dan akhir masa tabi tabi'in pada tahun 220 H. Tabi’in terakhir yang bertemu dengan Abu Al-Thufail Amir bi Watshilah Al-Laitsi di Mekkah adalah Khalaf bin Khalifah.[3]

C. KEUTAMAAN TABI'IN

Para ulama berbeda dalam menentukan keutamaan diantara tabi’in. Diantara tabi’in yang paling utama menurut Ahmad bin Hanbal dan selainnya adalah Sa’id bin Musayyab, menurut penduduk kuffah adalah Al-Qamah dan Aswad, menurut penduduk Basrah adalah Hasan Al-Bashri, menurut penduduk makkah adalah Atha bin Raba’.[4] Wallahu A'lam

ENDNOTE

[1]  Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: AMZAH, 2009), hal. 113
[2]  Mahmud Thohan, Taysir Musthalahul Hadis (Beirut: Da’rul Fakr), hal. 167
[3]   Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: AMZAH, 2009), hal. 113
[4]  Ahmad Hasyim, Qawa’id Ushulul Hadis (Beirut: A’lihul Kutub, 1997), hal. 220

Baca Juga:

tabiin, thabaqat tabiin, keutamaan tabiin, hasan bashri, said bin musayyab, Al-Qamah, Aswad, Atha bin Raba

Labels: ,

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.