Postingan Terbaru


SQ-Blog - Surat Ghafir adalah salah satu surat dalam Al-Quran yang artinya maha pengampun. Surat ini terletak di antara surat Az-Zumar dan surat Fushshilat. Dalam urutan mushaf, surat ghafir terletak dalam surat ke-40.

Surat ghafir disebut juga surat al-Mu'min yang memiliki arti orang yang beriman. Dan banyak hal lainnya yang bisa dipelajari dalam surat ini, di antaranya:

  1. Salah satu surat yang di awali Fawatih Al-Suwar, yaitu (حم)
  2. Menjelaskan bahwa Allah adalah Zat yang maha pengampun.
  3. Para malaikat senantiasa mendoakan orang-orang yang beriman.
  4. Memuat beberapa kisah, sepert kisah Nabi Musa, Kisah Fir'aun, Haman, Qarun, dan lain-lain.
  5. Menegaskan kiamat pasti akan terjadi.
  6. Memiliki nama lain, yaitu Al-Mu'min.
  7. Dan lain-lain.
Nah teman-teman, untuk menambah wawasan kita tentang surat Ghafir, silahkan buka Quiz surat Ghafir berikut ini.


Selamat belajar teman-teman

SQ-Blog - Surat Fushshilat adalah salah satu surat dalam Al-Quran. Surat ini terletak di antara surat Ghafir dan surat As-Syura'. Dalam urutan mushaf, surat fushshilat terletak dalam surat ke-41.

Banyak hal yang bisa dipelajari dalam surat Fushshilat, di antaranya:

  1. Surat yang di awali fawatih Al-Suwar, yaitu (حم)
  2. Salah satu ayatnya terdapat ayat sajadah
  3. Terdapat hukum tashil
  4. Memuat salah satu ayat istiqomah
  5. Dan lai-lain
Nah teman-teman, untuk menambah wawasan kita tentang surat Fushshilat, silahkan buka Quiz surat Fushshilat berikut ini.


Selamat belajar teman-teman

SQ Blog - Jika ditanya, apakah ada orang yang ingin merugi? Tentu semua menjawab, tidak ada yang ingin mengalami kerugian. Semua orang ingin bahagia dan beruntung. Nah salah satu tips selamat dari merugi, adalah mengetahui apa itu rugi? Dan bagaimana sebab orang menjadi rugi?

Oleh karena itu, admin akan membahas kelompok orang yang merugi yang disebutkan Al-Quran dengan menggunakan kata Khasara (خسر). Penggunaan kata atau ungkapan lain untuk orang-orang merugi telah di bahas dalam Term Kerugian dalam Pandangan Al-Quran

Beberapa kelompok orang merugi yang disebutkan dengan kata khasara (خسر) dalam Al-Quran di antaranya:

Orang yang merugi karena ingkar kepada Allah

Allah SWT mengingatkan dalam surat Al-Kahfi ayat 103-104:

 قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا.

Katakanlah: apakah perlu kami beritahukan tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya kepadamu?

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا.


Mereka yang paling merugi: yaitu orang-orang yang sia-sia amalnya di dunia ini, sedang meraka menyangka bahwa mereka melakukan yang sebaik-baiknya.

أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا.


Yang demikian itu disebabkan: Meraka ingkar terhadap ayat-ayat tuhan mereka dan hari akhir. Maka sis-sialah amalan mereka dan Allah sama sekali tidak menimbang amal mereka pada hari kiamat.

ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا.


Oleh karena itu, balasan mereka adalah jahannam atas keingkaran mereka, disamping itu mereka juga senantiasa menjadikan ayat-ayat Allah dan rasul-Nya sebagai olok-olok.

Demikianlah kelompok orang-orang yang ingkar kepada Allah, termasuk orang-orang yang merugi kelak di hari kemudian. Usaha yang meraka lakukan sis-sia karena terhalang dengan keingkaran mereka kepada Allah dan rasul-Nya.

Termasuk kelompok ini adalah mereka yang kembali kepada kekufuran. Yaitu orang-orang yang kufur setelah mereka beriman. Dalam surat Al-Maidah ayat 5 disebutkan:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

Siapa yang kufur setelah beriman, maka sungguh sia-sia amalnya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S. Al-Maidah: 5)
Inilah golongan pertama yang merugi, mereka yang ingkar atau tidak percaya kepada Allah, dan juga segenap ajaran yang terkandung di dalam rukun iman. Selain percaya kepada Allah, juga percaya kepada malaikat, percaya kitab-kitab, percaya rasul, percaya hari akhir, dan takdir.

Orang yang mengingkari tuntunan-tuntunan ini, akan mengantar ia merugi dan amalnya akan sia-sia.

Orang yang merugi karena menjadikan syetan sebagai penolong

Dalam surat Al-Fatihah ayat 5, kita berikrar dan berjanji bahwa hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepadanya kita memohon pertolongan:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ.


Ayat ini mengingatkan kita bahwa hampir setiap saat kita berikrar dan berhanji bahwa hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.

Oleh karenanya, seorang hamba diingatkan dalam ayat lain siapa yang menjadikan selain Allah sebagai penolong, termasuk syetan dapat mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang merugi. Dalam surat Al-Nisa’ ayat 119 disebutkan:

وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا.

Siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah sungguh telah menderita kerugian yang nyata. (Q.S. Al-Nisa: 119)
Sehingga, sikap seorang mukmin jelas, syetan adalah musuh, bukan sebagai kawan apalagi tempat meminta pertolongan. Dalam surat Fathir ayat 6 disebutkan:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا.

Sesungguhnya setan itu musuh bagimu. Maka, perlakukanlah ia sebagai musuh! (Q.S. Fathir: 6)
Dalam surat Al-Mujadilah ayat 19 juga diingatkan:

أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ.

Ketahuilah sesungguhnya golongan setan itulah orang-orang yang rugi. (Q.S. Al-Mujadilah: 19)

Orang yang merugi karena kajahilan / kebodohan

Baik dan buruk dalam Islam adalah suatu yang jelas, demikian juga benar dan salah, serta perkara halal dan haram. Baginda Rasulullah Saw menyebutkan:

إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ.

Sesungguhnya halal itu jelas, demikian juga haram itu jelas. (H.R. Muslim)
Mengetahui aspek yang baik dan buruk, benar dan salah, halal dan haram membutuhkan ilmu dan pemahaman. Oleh karena itu, kejahilan atau kebodohan memiliki potensi besar untuk menjerumuskan seseorang dalam perkara-perkara syubhat, bahkan haram sehingga terjerumus dalam perbuatan dosa dan maksiat.

Salah satu contoh ini disebutkan dalam surat Al-An'am ayat 140:

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ.

Sungguh rugi orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan tanpa pengetahuan dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. (Q.S. Al-An'am: 140)
Ayat tersebut mengingatkan terdapat orang-orang yang merugi akibat melakukan perbuatan negatif dan dosa akibat kejahilan, dan mencampuradukkan antara halal dan haram semata-mata karena kesombongan kepada Allah.

Demikian kecaman bagi orang-orang yang melakukan perbuatan dosa dan maksiat tanpa dasar ilmu dan pemahaman. Demikian sebaliknya, orang-orang yang berilmu mendapatkan pujian dan kedudukan mulia:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.

Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Q.S. Al-Mujadilah: 11)

Orang yang merugi karena tidak istiqomah


Allah SWT menyebutkan dalam surat Al-Hajj ayat 11:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ.

Di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi (tidak dengan penuh keyakinan). Jika memperoleh kebaikan, dia pun tenang. Akan tetapi, jika ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang (kembali kufur). Dia merugi di dunia dan akhirat. Itulah kerugian yang nyata. (Q.S. Al-Hajj: 11)
Ayat tersebut menyebutkan karakter orang-orang yang tidak istiqomah. Tatkala mendapat ujian dan cobaan, mereka berpaling dan kembali terjerumus dalam dosa dan maksiat. Keislaman mereka belum stabil, berada dalam kerawanan dan kerentanan. Iman mereka dapat berubah dengan sekejap.

Kondisi demikian, mengantarkan mereka terjerumus dalam perbuatan dosa dan maksiat yang lebih besar, akhirnya termasuk orang-orang yang merugi. Demikian sebaliknya, terdapat orang-orang istiqomah yang mendapatkan anugerah dan ketenangan dari Allah SWT. Dalam surat Al-Ahqaf ayat 13 disebutkan:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap istikamah, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih. (Q.S. Al-Ahqaf: 13)
Demikian juga dala surat Fushshilat ayat 30:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ.

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. (Q.S. Fushshilat: 30)

Orang yang merugi karena melakukan kebatilan

Kelompok terakhir yang tergolong orang-orang merugi denga kata khasara (خسر) adalah mereka yang senantiasa melakukan kebatilan. Hal ini diingatkan dalam surat Al-Jatsiyah ayat 27:

وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَخْسَرُ الْمُبْطِلُونَ.

Pada hari terjadinya kiamat rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan. (Q.S. Al-Jatsiyah: 27)
Demikian juga dalam surat Al-Ankabut ayat 52:

وَالَّذِينَ آمَنُوا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوا بِاللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ.

Orang-orang yang memercayai kebatilan dan kufur kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi. (Q.S. Al-Ankabut: 52)

Termasuk kelompok ini adalah mereka yang menyia-nyiakan anugerah dan nikmat Allah SWT. Keterangan ini dapat dilihat dalam surat Al-Asr:

وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. 

Demi Masa. sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (Q.S. Al-Asr: 1-3)
Demikian beberapa kelompok orang-orang yang merugi dalam ayat-ayat Al-Quran dengan menggunakan kata khasara. Bentuk-bentuk kerugian tersebut dapat berakibat di dunia, akhirat, ataupun keduanya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang dijauhkan dari orang-orang merugi dan termasuk orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat.
Aamiin

SQ BlogSales dan Marketer, dua kata yang seringkali dikaitkan dengan sebuah perusahaan. Dalam perkembangannya saat ini, hampir semua institusi atau lembaga familiar dengan kedua istilah tersebut. Termasuk dalam pendidikan, sales dan marketer menjadi hal yang lumrah dan biasa. Lalu apa itu sales dan marketer dalam pendidikan?

Berikut ini sekilas ulasan pak Valentino Dinsi, founder BUMM (Badan Usaha Milik Masjid) serta penulis buku "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian" yang pernah viral beberapa tahun lalu.

Pak Valentino Dinsi menyebutkan sales dan marketer itu beda tipis. Sales dan marketer keduanya berupaya untuk mencari pelanggan dan konsumen. Perbedaannya, sales sebatas mecari pelanggan dan konsumen, adapun marketer memiliki tanggung jawab yang lebih, disamping promosi, mencari pelanggan, juga bertanggung jawab pada tahap-tahap berikutnya.


Dari keterangan ini, marketer lebih tepat digunakan dalam institusi dunia pendidikan. Yang secara tujuan pokok disamping mencari peserta didik, juga bertanggungjawab dalam mendidik pada jenjang berikutnya.

Demikian beberapa kata pengantar yang disampaikan pak Valentino Dinsi dalam memotivasi guru-guru Azhari Lebak Bulus tersebut. Beliau melanjutkan dengan kata pamungkasnya: Asah Gergaji.

Asah gergaji

Kira-kira maksud ungkapan "asah gergaji" ini seperti di bawah ini:
Setiap orang hendaknya terus meningkatkan kualitas diri, karena usaha dan proses tidak akan menghianati buah atau hasilnya. Sekalipun dalam proses dan usaha itu banyak rintangan dan cobaan-cobaan. Namun dengan terus berusaha dan membenahi diri, entah lambat atau cepat akan membuahkan kesuksesan.

Buku jangan mau seumur hidup jadi orang gajian

Pak valentino menguatkan kata pamungkasnya di atas, mengangkat salah satu kisah yang penuh inspirasi sekaligus kontroversi. Yaitu, saat ia melaunching sebuah buku dan memberinya judul, "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian". Perjuangannya yang mengalami banyak hambatan serta perjuangan dengan buku itu, dan akhirnya terbit serta mendapatkan sambutan yang luar biasa adalah aspek yang mewakili inspirasi.

Adapun, keberaniannya dalam mengambil keputusan serta melawan arus kenyakinan orang pada umumnya, dan memutuskan untuk menjadi penentu sendiri atas arah kehidupannya dengan terlepas dari bayang-bayang orang lain dapat disebut mewakili aspek "kontroversi". Iya kontroversi untuk keluar dari zona nyaman demi arah yang lebih baik. Dan bermakna kontroversi yang memiliki visi jauh ke depan.

Pak Valentin mengisahkan bagaimana ia resign dari perusahaan ternama saat ia telah berada di puncak, kemudian memulai kisahnya sendiri. Ia menyadari pengabdian adalah bagian dari "asah gergaji" dan perjuangan berikutnya adalah bagian untuk menyempurnakannya. Dari sini lahirlah buku beliau yang menginsprisasi, "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian".

Ingat segala sesuatu itu tercipta 2 kali

Jika anda bertanya-tanya, apa modal dan keberanian apa yang mendorong pak Valentin mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidupnya? Mungkin salah satunya "statement" ini bahwa Segala seuatu itu tercipta 2 kali.

Kali pertama sesuatu itu tercipta dalam mimpi-mimpi, pikiran-pikiran, harapan-harapan, dan cita-cita sesorang. Dan kali kedua sesuatu itu tercipta dalam dunia nyata. Maka setiap orang yang berani bermimpi, berharap, dan bercita-cita telah bergerak selangkah demi selangkah meraih apa yang ia harapkan itu. Satu tahapan tersisa, yaitu merealisasikannya dalam dunia nyata dengan usaha, perjuangan, pengorbanan, keyakinan, dan doa.

Keberlangsungan sekolah

Pak Valentino mengisahkan bahwa ia memliki 1001 alasan untuk diam dengan pengalamannya yang pernah mengalami operasi akibat Regurgitasi atau Insufisiensi katup jantung yaitu kelainan akibat katup jantung bocor. Tim medis menyarankan ia untuk istirahat dan tidak beraktifitas berat. Namun opsi ini ia tidak pilih, justru sebaliknya dibalik peristiwa itu ia mengambil hikmah untuk terus melanjutkan perjuangannya dalam kebaikan.

Salah satu kegiatan pak Valentin yang ia lakukan sampai saat ini yaitu mengabdi dalam dunia pendidikan. Ia pun menyebutkan beberapa pengalamannya terkait hal ini. Dalam setiap lembaga termasuk pendidikan, 2 hal yang wajib yaitu suistainable dan provit.


Suistainable adalah keberlangsungan. Bagi sekolah keberlanjutan ditandai dengan hadirnya peserta didik. Peserta didik yang terus meningkat menunjukkan eksistensi sekolah. Sebaliknya, peserta didik yang terus menurun dapat mengantarkan sekolah tutup selama-lamanya.

Kemudian provit, yaitu keuntungan atau modal. Provit dibutuhkan di anatarnya untuk menjamin keberlangsungan sekolah, baik dalam membangun kualitas, sumber daya, dan aspek pendukung lainnya.

Lalu bagaimana mempertahankan dua poin ini, suistainable dan provit? Tidak terlepas dengan prinsip "asah gergaji" dan prinsip "segala sesuatu itu tercipta dua kali". Artinya, setiap lembaga dan semua elemennya, terus untuk melakukan inovasi, berpandangan jauh ke depan, memaksimalkan semua potensi yang ada, dan melibatkan semua elemen yang ada.

Pak Valentine meramunya dalam satu kata, yaitu Berfikir. Jangan pernah berhenti berfikir. Jika anda berhenti berfikir, jangan kaget dengan perubahan dan ketidakpastian yang akan datang.

Be the first, be the best, be different

Pak Valentine melanjutkan, salah satu tujuan dari berfikir adalah adalah untuk meraih kesuksesan. Dan kesuksesan itu terletak pada 3 pilihan ini, berlaku dalam setiap usaha, bisnis, termasuk lembaga pendidikan, seperti sekolah:

  • Be the first, program dan tawaran apa yang dimiliki yang tidak dimiliki di tempat lain,
  • Be the best, program apa yang diunggulkan dibandingkan di tempat lainnya,
  • Be different, program apa yang membedakannya dengan tempat lain.

Syiar dan Diferensiasi

Setiap suatu kebaikan perlu di syiarkan. Dalam bahasa agama perlu di dakwahkan agar bertambah kebaikan dan keberkahannya. Demikian juga sekolah, perlu disyiarkan dengan langkah-langkah yang cermat agar sampai kepada sasarannya.

Dalam syiar ini terdapat 3 aspek. Dimulai dari content (konten) yang matang, contex (konteks) penyampaian atau metode yang digunakan, serta infrastructure (infrastruktur) yang digunakan untuk menyambungkan konten dan cara agar jelas sampai kepada konsumen atau pelanggan.

Dan kemajuan teknologi, sangat mendukung setiap syiar dan diferensiasi yang dimiliki suatu lembaga untuk di syiarkan kepada segmen masyarakat tertentu, tempat tertentu, dan sesuai preferensi lainnya.

Time, momentum, innovation, growth

Kata Bob Sadino, bisnis terbaik adalah bisnis yang dilakukan, bukan yang ditanya terus, tegas Pak Valentin. Beranilah melangkah karena anugerah terbesar yang setiap kita miliki adalah waktu (time). Setelah itu, cermat melihat situasi dan keadaan untuk menciptakan peluang (momentum), bukan menunggu peluang untuk kemudian berubah dan berusaha.

Berikutnya, senantiasa melakukan inovasi (innovation) dalam setiap hal yang berkaitan. Ini menjadi bekal untuk menghadapi setiap keadaan dan perubahan, sehingga mampu melewati berbagai "disruption" (perubahan) yang mungkin terjadi.

Setelah itu, growth. Artinya, hasilnya akan tumbuh, berkembang, dan mengikuti setiap langkah dan usaha yang telah dilakukan sebelumnya. Demikian juga kiranya dalam dunia pendidikan, 4 aspek ini memiki peranan penting yang saling terkait pada setiap kebijakan yang diambil dan dilaksanakan.

Ecocyle David Hurst

Bagian akhir, pak Valentin menampilkan Ecocyle David Hurst. Ini merupakan teori yang berlaku pada sebuah perusahaan yang menggambarkan tumbuh berkembangnya serta keruntuhan atau kemerosotannya. Dan kemudian eksis kembali jika dapat dipertahankan.

Teori ini berjalan dengan tahapan berikut:

  1. Choice
  2. Exploitation
  3. Strategic
  4. Conservation
  5. Crisis
  6. Confusion
  7. Charismatic
  8. Creative network

Hal yang berlaku dalam perusahaan tidak kurang lebih berlaku dalam setiap lembaga, termasuk pendidikan. Setiap saat perubahan adalah suatu keniscayaan yang menguntungkan dan diperlukan untuk keberlangsungannya.

Jadi bagaimana? Sudah siap melangkah?

Sekian

SQ Blog - Bersama ibu Nur Dewi Natrini, SE., MAcc dari perwakilan direktorat pendidikan menyambangi guru-guru Azhari Islamic School Lebak Bulus Jakarta untuk ngobrol santai penanganan dan solusi kasus kekerasan dalam pendidikan.

Antisipasi dan Peta Resiko

Ibu Dewi mengawali bahwa bentuk kekerasan dapat terjadi karena faktor eksternal maupun internal. Sebelum kekerasan terjadi, sebagai tenaga pendidik, sudah menyiapkan segala bentuk antisipasi dan membuat peta resiko.

Antipasi kekerasan dalam pendidikan ada di tangan pendidik. Adapun, peta resiko disiapkan untuk melihat segala bentuk dampak yang dapat terjadi. Hal ini untuk menghindari dampak negatif yang dapat terjadi.

Sumber Kekerasan

Sumber kekerasan pada anak di antaranya terpengaruh dari games. Seorang anak dalam banyak games merasa tertantang untuk aksi dari apa yang dilihatnya. Pengaruh ini membuat anak merasa tertantang untuk melakukannya dalam dunia nyata. Ini fatal jika aksi yang dilihat anak memuat nilai-nilai negatif dan buruk lainnya.

Sumber lain kekerasan dapat bermula dari komunikasi dari orang-orang tidak bertanggung jawab. Ini dapat mempengaruhi anak-anak dengan kata-kata pujian dan mesra yang mereka dapatkan. Sehingga dapat mempengaruhi sikap mereka, sehingga menuruti kemauan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Hal ini banyak terjadi dalam kekeran seksual dan trafficking perempuan dan anak-anak.

Bentuk Kekerasan pada Anak

Bentuk kekerasan pada anak yang sering terjadi saat ini, selain fisik dan psikis, juga seksual. Kekerasan fisik segala hal yang berkaitan dengan bagian fisik. Kekerasan psikis berupa mengancam, intimidasi yang dapat menyebab rasa takut dan hilangnya percaya diri akibat tekanan.

Dan kekerasan seksual berkaitan dengan melecehkan, merendahkan, atau menyentuh bagian vital dan reproduksi. Terkait ini juga, lemahnya jati diri anak dapat mengantarkan ia terjerumus dalam hubungan seksual terlarang, seperti pemerkosaan, LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender), dan lain-lain.

Solusi Kekerasan

Setiap bentuk kekerasan membutuhkan solusi dan penyelesaiaan. Penyelesaian ini melalui tahapan-tahapan yang harus dilewati tanpa deskriminasi, memperhatikan kepentingan terbaik anak, melibatkan partisipasi anak, rasa keadilan dan kesetaraan.

Penanganan Kekerasan

Dimulai dari penerimaan laporan, pemeriksaan, penyusunan kesimpulan dan administratif, tindak lanjut pemeriksaan. Pemulihan, baik kepada korban ataupun pelaku. Seperti terapi psikologis ataupun lainnya.

Kanal Pelaporan Kekerasan

Perhatian pemerintah dengan maraknya beragam kekerasan dalam pendidikan diantaranya dengan membuat kanal laporan kekerasan. Di antara kanal tersebut seperti kanal Lapor. Kanal ini dapat di akses juga melalui aplikasi, play store atau app store.

Kanal ini menampung semua bentuk laporan, baik kekerasan terhadap peserta didik, termasuk segala bentuk kekerasan yang dialami oleh tenaga pendidik dan yang terkait.

Laporan terakhir, sekalipun kekerasan masih dominan dalam dunia kampus, dalam jenjang yang lebih rendah juga terus meningkat. Termasuk bentuk kekerasan seksual mendominasi bentuk kekerasan akhir-akhir ini. Sehingga diharapkan peranan semua pihak terkait, lembaga pendidik, tenaga pendidik, pihak berwajib, termasuk orang tua serta melakukan sosialisasi yang intensif terkait segala macam bentuk kekerasan.

Menutup sesi ini, ibu Dewi menyampaikan:

Pentingnya melakulan antisipasi sebelumnya terjadinya suatu bentuk kekerasan.
Sekian

[full-post]

SQ Blog - Postingan sebelumnya membahas tentang Term Kerugian dalam Al-Quran. Nah pada kesempatan ini, kita akan membahas Term Kebahagiaan dalam Pandangan Al-Quran. Dua hal ini, kebahagiaan dan kerugiaan adalah suatu ketentuan Allah dalam kehidupan ini.

Bahagia dalam Al-Quran diungkapkan dengan kata sa’âdah (سعادة)  sebagaimana yang banyak digunakan oleh para ulama dalam karya-karya mereka, seperti Al-Raghib Al-Aṣfahânî (w. 502 H/1108 M), Abû Hâmid Al-Ghazâlî (w. 505 H/1111 M), Ibn Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H/1349 M), Naquib al-Attas (lahir 1932 M), dan termasuk Buya Hamka (w. 1981 M) dalam tafsir Al-Azhar.

Apabila dicarikan padanan katanya, ditemukakan beberapa kata yang semakna dengannya, yaitu  aflaḥa (افلح),  fâza (فاز),  fariḥa (فرح),  surûr (سرور),  dan najâ (نجا). Sinonim lainnya yang dekat dengan sa’d (سعد) atau sa’âdah (سعادة) adalah tûbâ (طوبى مؤنث الأطيب) yang berarti kebahagian (سعادة) dan kebaikan (خير).  

Sobat SQ Blog, berikut keterangan lebih lanjut term kebahagiaan yang digunakan dalam ayat-ayat Al-Quran.

Pertama: Term Saadah (سعادة) - Bahagia

Kata Sa’adah berasal dari kata (سعد – يسعد - سعادة)  yang berarti kebahagiaan. Derivat sa’adah (سعادة) disebut 2 kali dalam al-Quran, yaitu: surat hud ayat 105 dan 108.

Dari beragam kata di atas, term yang sering dipakai oleh para ulama dan cendekiawan untuk menunjukkan makna kebahagiaan dalam kitab-kitab mereka adalah sa’âdah (سعادة) sebagaimana telah disebutkan di atas.

Kebahagiaan dalam term sa'adah dapat diperoleh dengan keimanan kepada Allah SWT.

Kedua: Term Aflaha (أفلح) - Beruntung

Kata Aflaha (أفلح) dan derivatnya dalam al-Quran disebutkan sebanyak 40 kali pada beberapa surat. Keterangan ini sesuai dengan kitab Al-Mu'jam Al-Mufahras karya Muhammad Fuad Abdul Baqi'.

Aspek aflaha dalam Al-Quran mencakup nilai-nilai ketakwaan, keimanan, kenabian, jihad, taubat, syukur, dan dermawan. Tuntunan ini dapat mengantarkan seorang hambah meraih kebahagiaan. Kebahagian dalam term ini mencakup bahagia di dunia dan akhirat kelas.

Ketiga: Term Faza (فاز) - Sukses

Al-Qur’an menyebut kata faza (فاز) dengan segala derivatnya sebanyak 29 kali. Baik dalam bentuk fi'il madhi, fi'il mudhari', masdar, dan isim fa'il.

Faza dalam Al-Quran meliputi nilai-nilai keimanan, amal sholeh, kenabiaan, ketakwaan, dan jihad. Kebahagiaan dalam kata faza menunjukkan kebahagiaan yang diperoleh seorang hamba di hari kiamat kemudiaan, yaitu dimasukkan ke dalam sorga.

Seperti disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 185:

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ.

Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. (Q.S. Al-Baqarah: 185)

Keempat: Term Fariha (فرح) - Gembira

Al-Qur’an menyebut kata fariha dengan derivatnya di dalam al-Quran sebanyak 16 kali. Term ini diungkapkan dengan menggunakan derivat fi'il madhi dan fi'il mudhari'. 

Fariha dalam Al-Quran memuat tuntunan keimanan, kenabian, syukur, dan membina hawa nafsu. Penggunaan fariha menunjukkan kebahagian atau kegembiraan di dunia, dan terkadang bermakna postif dan terkadang bermakna negatif.

Silahkan bandingkan dua ayat di bawah ini:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S. Yunus [10]: 58)

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا

Artinya: Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati. Adapun jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. (Q.S. Ali Imran [3]: 120)

Ayat pertama di atas, menunjukkan makna bahagia yang positif, sedangkan makna ayat kedua menunjukkan bahagia yang negatif.

Kelima: Term Najah (نجا) - Berhasil

Al-Qur’an menyebut kata najah (نجا) dengan derivatnya di dalam al-Quran sebanyak 22 kali. Derivatnya meliputi fi'il madhi, fi'il mudhari', fi'il amr, isim maf'ul, dan masdar.

Kebagiaan dalam term naja meliputi nilai-nilai keimanan, kenabiaan, amal sholeh, ketaqkwaan, dzikir, dan syukur. Term ini umumnya mencakup kebahagiaan atau keberhasilan di dunia, seperti Allah menyelamatkan para Nabi dan orang-orang beriman dari penindasan orang-orang kafir.

Keenam: Term Surur (سرور) - Senang

Kata surur (سرور) merupakan masdar dari kata (سَرَّ – يَسُرُّ – سُرُوْرًا - ومسرّة).  Al-Qur’an menyebut kata surur (سرور) dan derivatnya yang berarti senang atau gembira disebutkan sebanyak 3 kali.

Term surur dalam Al-Quran mencakup di dunia dan di akhirat. Dalam konteks dunia condong bermakna negatif, dan dalam konteks akhirat lebih bermakna kegembiraan yang positif.

Demikian gambaran umum istilah yang digunakan Al-Quran tentang kebahagiaan. Kata lainnya yang disebutkan al-Qurân yang merujuk pada kebahagiaan adalah ḥasanah (حسنة),  salâm (سلام),  barakah (بركة),  ṭoyyibah  (طيبة),  muṭmainnah (مطمئنة),  sharḥ (شرح),  dan sakînah (سكينة).

Semoga kita termasuk orang-orang yang berbahagia.

Aamiin

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.