Jenggot dan Perangai Kebodohan

SQ Blog - Pasti sudah tahu kan apa itu Jenggot! Bagi sebagian orang jenggot menjadi simbol kejantanan sekaligus menambah ketampanan. Tetapi tentunya ini hanya khususkan bagi lelaki, bukan bagi perempuan.

Admin memberikan ulasan singkat terkait jenggot, mengingat akhir-akhir ini banyak perbincangan akan hal ini khususnya dalam media sosial. Menurut Admin, setidaknya ada 2 arah perdebatannya, yaitu:

Apa hukum memelihara jenggot?

Mengenai pertanyaan di atas, mari kita melihat Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ » . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوِ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ ، فَمَا فَضَلَ أَخَذَهُ

Artinya: “Tampillah kalian berbeda dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis”. Dan ketika Ibnu Umar melaksanakan haji atau umrah, beliau memegang jenggotnya, dan ia pun memotong bagian yang melebihi genggamannya”. (H.R. Al-Bukhari)

Terkait hadis di atas terdapat beberapa pendapat, diantaranya:
  • Memelihara Jenggot hukumnya Sunnah dan inilah yang menjadi pegangan mazhab Syafi'i
  • Pendapat yang lebih ekstrim bahkan menganggapnya wajib
  • Sebagian yang lain memandang bahwa konteks hadis ini ialah perintah untuk berbeda dengan prilaku orang-orang musyrik. Dalam konteks ini, maka memelihara jenggot tergantung dengan budaya daerah masing-masing.
Mengenai pendapat di atas, admin lebih condong pada pendapat mayoritas mazhab Syafi'i yang memandang memelihara jenggot sebagai sunnah Nabi. Dan lebih dari pada itu, harus diingat bahwa ini hanya persoalan furu' saja, jadi perbedaan di antara masing-masing harus dihormati. Jangan saling mencaci dan memaki, apalagi sampai  mengkafirkan. Saatnya kita lebih bijak dalam beragama, orang sudah pada ke bulan, ehh masih saja bicara perdebatan qunut. Ini kan ironi dan merugikan umat Islam sendiri..! 

Panjangnya jenggot dikaitkan dengan kebodohan?

Perdebatan kedua ini juga banyak menjadi konsumsi media sosial saat ini. Lalu apa sebenarnya permasalahan antara jenggot yang panjang dengan kebodohan. Apa ada hubungannya atau hanya mengada-ada saja?

Keterangan di atas sesungguhnya memang benar-benar ada sebagaimana disebutkan dalam kitab Akhbar Al-Hamqa wal Mughaffilin karya Ibnu Jauzy sebagai berikut:
 

قال عبد الملك بن مروان: من طالت لحيته فهو كوسجٌ في عقله. وقال غيره: من قصرت قامته، وصغرت هامته، وطالت لحيته، فحقيقاً على المسلمين أن يعزوه في عقله. وقال أصحاب الفراسة: إذا كان الرجل طويل القامة واللحية فاحكم عليه بالحمق،
...... الى ان قال ......
وقال بعض الحكماء: موضع العقل الدماغ، وطريق الروح الأنف، وموضع الرعونة طويل اللحية. وعن سعد بن منصور أنه قال: قلت لابن إدريس: أرأيت سلام بن أبي حفصة؟ قال: نعم، رأيته طويل اللحية وكان أحمق.
 ...... الى ان قال ......
. قال زياد ابن أبيه: ما زادت لحية رجل على قبضته، إلا كان ما زاد فيها نقصاً من عقله.

Abdul Malik bin marwan berkata: Barang Siapa panjang jenggotnya maka ia sedikit akalnya, Ulama lain berkata: Barang siapa yang pendek perawakannya, kecil kepalanya dan panjang jenggotnya Maka jelas bagi muslimin untuk menisbatkan pada akalnya. Ashabul firosah berkata: ketika seseorang tinggi perawakan dan panjang jenggotnya maka bisa dipastikan ia orang yang bodoh.

Sebagian Ahli Hikmah mengatakan: Tempatnya akal itu pada otak, jalan jiwa itu melalui hidung dan tempat kebodohan itu pada panjangnya jenggot. Dan dari sa'd bin Manshur mengatakan: aku berkata kepada ibn Idris: Apakah kamu tahu Sulam bin Abi Hafshah? dia menjawab: iya, aku melihat panjang jenggotnya dan dia bodoh.
Ziad berkata: Tidaklah tambah lelaki yang jenggotnya melebihi genggammannya, kecuali hanya tambah kurang akalnya (kecerdasannya).

Lalu apa maksud ungkapan di atas? Siapa yang dimaksud berjenggot tetapi hanya menampakkan perangai akan kebodohannya?

Menurut admin, orang yang berjenggot tetapi dipandang sebagai orang yang bodoh adalah yang memelihara jenggot dengan panjang yang berlebihan. Ini nampak dari ungkapan Ziad di atas:

ما زادت لحية رجل على قبضته، إلا كان ما زاد فيها نقصاً من عقله.

Artinya: Tidaklah tambah lelaki yang jenggotnya melebihi genggammannya, kecuali hanya tambah kurang akalnya(kecerdasannya).

Lalu seberapa panjang jenggot yang seharusnya dipelihara sebagimana tuntunan Nabi dan Para Sahabat?

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوِ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ ، فَمَا فَضَلَ أَخَذَهُ

Artinya: Ketika Ibnu Umar melaksanakan haji atau umrah, beliau memegang jenggotnya, dan ia pun memotong bagian yang melebihi genggamannya”. (H.R. Al-Bukhari)

Jadi, panjangnya jenggot yang melebihi dari genggaman tangan hendaknya dipotong agar tidak menunjukkan perangai kebodohan bagi pemiliknya. Wallahu A'lam.

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.