SQ Blog - Sejarah
pembahasan Hadis sangat erat dengan kajian tentang para sahabat nabi Muhammad Saw. Hal
ini disebabkan para sahabatlah yang berperan sebagai penyampai atau
transmitter hadis pertama. Dari merekalah sehingga umat Islam mengetahui
dan memahami Hadis-hadis dari nabi Muhammad Saw. Dengan kata lain,
tanpa para sahabat mustahil umat Islam belakangan dapat mengetahui
ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, dan taqrir yang bersumber dari
baginda nabi Muhammad Saw.[1]
Apa
yang diterima oleh para sahabat dari nabi Saw tidak lain adalah
al-Quran dan Hadis, atau dengan kata lain ajaran-ajaran Islam
seluruhnya. Oleh karenanya, tanpa adanya generasi sahabat,
generasi-generasi sesudahnya, termasuk generasi Islam yang hidup
sekarang, tidak akan mengetahui apa itu al-Quran dan apa itu Hadis.
Dengan demikian, para sahabat nabi menduduki posisi yang sangat
menentukan dalam Islam. Mereka menjadi jalur yang tak terhindaarkan
antara nabi dan generasi-generasi berikutnya. Merekalah yang secara
langsung melihat dan mengalami bagaimana nabi mengaplikasikan wahyu.
Sehubungan
hal di atas, maka kajian mengenai para sahabat beberapa masa terakir
menarik banyak perhatian untuk diungkapkan kembali. Hal ini tentu wajar
karena posisi meraka yang sangat strategis dalam panggung perkembangan
Islam. Namun arah pembahasan tersebut memuat kritikan terhadap penilaian
ulama selama ini terhadap para sahabat khususnya mengenai konsep
keadilan sahabt. Seperti diketahui bahwa mayoritas ulama Ahlusunnah wa
al-Jama’ah berpendapat bahwa seluruh sahabat nabi Muhammad Saw bersifat
adil.[2] Sehingga, umat Islam tidak diperbolehkan, mengkkritik apalagi menyakiti mereka.[3] Berbeda dengan Syi’ah dan beberapa aliran lainnya dalam Islam, mereka memiliki pandangan tersendiri mengenai keadilan sahabat.
Tema
inilah yang akan menjadi objek kajian dalam beberapa postingan kali ini. Pembahasannya dalam kajian ini meliputi:
- Pengertian sahabat
- Stratifikasi dan cara mengetahui sahabat
- Konsep keadilan sahabat; Dalam pandangan Sunni dan Syi’ah
- Kritik sejumlah intelektual Islam terhadap keadilan sahabat dan jawabannya
- Jumlah dan peranan sahabat dalam meriwayatkan hadis
Sobat SQ BLOG, terkait beberapa ulasan di atas, ini merupakan ulasan tambahan dari SQ BLOG karena beberapa tulisan serupa telah membahasannya. Sebagiannya meruapakan bahasan dari beberapa tulisan tersebut, dengan beberapa perubahan sistematika demi memberikan pemahaman yang relatif ringan menurut admin. Beberapa tulisan tersebut ialah karya Ja'far; Beberapa Perspektif tentang Keadilan Sahabat dan Tasmin Tangngareng; Telaah Historis terhadap Keadilan Sahabat. Dua karya ilmiah inilah yang menjadi tumpuan utama Admin dalam menyusun beberapa ulasan di atas. Disamping, ada beberapa penambahan bahasan dari Admin, khususnya mengenai pandangan Intelektual Islam masa kini mengenai keadilan Sahabat dan jawabannya.
Sekian Ulasan mengenai Keadilan Sahabat ('Adalah As-Shohabah). Semoga bermanfaat.
ENDNOTE
[1] Ali Mustafa
Ya’qub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), Cet. VI, h. 110.
[2] Ibn Hajar
Al-‘Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyis al-Shahabah (Beirut: t.p., 1992), h.
14.
[3] Ahmad Husein Ya’qub, Nazhariyyah ‘Adalah al-Shahabah (Qom: Ansariyan
Publication, 1996), h. 19.
Posting Komentar