a)
Akademia Plato
Karya-karya Plato dapat kita jumpai sekarang berkat tindakannya
mendirikan sekolah filsafat yang dinamai sesuai dengan nama pahlawan
legendaris Yunani, Academus. Sekarang, dikenal dengan istilah Akademi. |
|
Secara
Subjek-subjek yang diajarkan di Akademi Plato adalah filsafat,
matematika, dan olahraga. Peran diskusi dianggap paling
penting di Akademi ini ketika awal berdirinya. Maka, bukanlah kebetulan
kalau tulisan-tulisan Plato mengambil bentuk dialog. |
b)
Proyek Utama Plato
Proyek utama Plato ialah memikirkan hubungan antara yang
“kekal atau abadi” di satu pihak dan yang
“berubah” dipihak lain. |
|
Secara
ringkas, para Sophis beranggapan bahwa persepsi mengenai apa yang benar
atau yang salah beragam dari satu negara-kota ke Negara-kota lain dan
dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Jadi, benar dan salah
adalah sesuatu yang mengalir. |
Pandangan
Sophis tersebut sama sekali tidak diterima oleh Socrates. Dia percaya
akan adanya aturan-aturan yang abadi dan mutlak tentang apa yang benar
atau salah. Bagi Plato, kedua masalah ini sama. Dia berusaha untuk
menangkap suatu “realitas” yang kekal dan abadi. |
|
Itulah proyek utama
Filsafat Plato. Guys, gambaran umumnya dapat kita pahami setelah
menganalisa beberapa uraian berikut: |
Baik Empedoles maupun Demokritus telah menarik perhatian pada fakta
bahwa meskipun di alam ini segala sesuatu
“mengalir”, bagaimanapun pasti ada sesuatu yang
tidak pernah berubah “4 unsur atau atom”. Plato
setuju term ini tetapi dengan cara yang berbeda. |
|
Plato
percaya bahwa segala sesuatu yang nyata (materi) di alam ini
“mengalir” sejalan perubahan waktu, namun segala
sesuatu yang dibuat sesuai dengan “cetakan” atau
“bentuk” yang tak kenal waktu adalah kekal dan
abadi. |
Oleh
karena itu, sesuatu yang kekal dan abadi menurut Plato, bukanlah bahan
dasar benda-benda fisik sebagaimana yang dinyakini oleh Empedocles dan
Demokritus. Melainkan, pola-pola-nyalah yang kekal dan abadi, yang
bersifat spiritual dan abstrak yang darinya segala sesuatu diciptakan. |
|
Lebih
lanjut, Plato menyimpulkan pola-pola tersebut sebagai bentuk-bentuk di
balik segala sesuatu di sekeliling kita. Ia menyebut bentuk-bentuk ini
dengan Ide.
Di balik setiap kuda, ayam, ataupun manusia, ada kuda ideal, ayam ideal
dan manusia ideal. |
Plato
sampai pada kesimpulan bahwa pasti ada
realitas di balik dunia materi. Dia menyebut realitas ini “Dunia
ide”.
Di situ tersimpan pola-pola yang kekal dan abadi di balik berbagai
fenomena
yang kita temui di alam.
|
|
Pandangan
Plato tersebut dapat menjawab soal yang diberikan kepada Sophie tentang:
1.
Bagaimana tukang roti dapat membuat 50 buah kue
yang persisi sama?
2.
Mengapa semua kuda itu sama?
|
Pada sisi lain, Plato memandang bahwa “manusia tidak pernah
memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang selalu berubah. Kita hanya
dapat mempunyai pengetahuan sejati tentang segala sesuatu yang dapat
dipahami akal kita”. |
|
Pada
konteks ini, Plato membandingkan antara pengetahuan “akal”
dengan “perkiraan
atau perasaan”. Ia
mengatakan akal itu kekal dan universal karena ia hanya mengungkapkan
keadaan-keadaan yang kekal dan universal. |
Konteks
ini merupakan manifestasi lebih lanjut dari teori ide Plato. Sehingga,
ia percaya bahwa semua fenomena alam itu hanyalah banyang-banyang dari
bentuk atau ide yang kekal. |
|
Banyak
manusia tidak memikirkan apa yang membentuk bayang-bayang. Mereka
mengira hanya bayang-bayang itulah yang ada. Sehingga mereka tidak
mengindahkan keabadian jiwa mereka sendiri. |
Berdasarkan
sejumlah uraian sebelumnya, akan memberikan jawaban soal Sophie
Amundsend yang ketiga:
3.
Apakah
manusia mempunyai jiwa
yang kekal?
|
|
- Ilustrasi Penghuni Gua
yang Gelap
Jika beberapa orang tinggal dalam sebuah goa dengan terikat dan hanya
memandang dinding belakang goa. Di belakang mereka ada dinding yang
disebelahnya terdapat api dan makhluk menyerupai manusia. |
Maka,
satu-satunya yang dapat dilihat orang-orang tersebut dalam gua
adalah permainan bayang-bayang. Mereka telah berada dalam posisi ini
sejak dilahirkan, maka mereka mengira hanya bayang-bayang itulah yang
ada. |
|
 |
c)
Negara Filosofis
Plato juga memberikan gambaran tentang Negara ideal. Dia mendasarkan
penjelasannya ini pada tubuh manusia dengan bagian jiwa yang terkait.
Akal terletak di kepala, kehendak terletak di dada dan nafsu terletak
di perut. |
|
Berikut
ilustrasi Plato mengenai hubungan antara ketiga bagian tubuh manusia
dengan negara: |
 |
|
Perlu
dicatat, Plato percaya kaum wanita bisa memerintah sama efektifnya
dengan kaum pria karena para pemimpin dalam mengatur Negara berdasarkan
akal mereka. Analisa ini menjawab soal Sophie yang terkahir tentang:
4.
Apakah
pria dan wanita sama-sama bijaksana?
|
B. GUBUK SANG MAYOR
Sophie menarik sebuah catatan dari suratnya yang ke-16 (pen.), bunyinya:
1.
Mana yang lebih dulu, ayam atau ayam
ide?
2.
Apakah kita dilahirkan dengan ide-ide
bawaan?
3.
Apa perbedaan antara, tanaman,
binatang dan manusia?
4.
Mengapa jhujan turun?
5.
Bagamana cara hidup yang baik? |
|
Sophie
ingat pelajaran Plato, maka ayam ide telah ada di dunia ide jauh
sebelum ayam ada di dunia indra. Pada titik ini, membawa sophie pada
soal selanjutnya, apa kita lahir dengan ide bawaan? Sophie tidak bisa
memastikan karena tidak mungkin bayi yang baru lahir memiliki ide
melainkan terlebih dahulu melihat objeknya. |
Pertanyaan
berikutnya, sophie memandang bahwa tanaman tidak mempunyai kehidupan
emosianal. Juga, segala yang berlaku pada tanaman juga berlaku pada
binatang dan manusia. Namun, kegiatan berpikir hanya ada pada manusia.
Kemudian, mengapa turun hujan? Sophie tahu betul karena dia
mempelajarinya di sekolah |
|
Pertanyaan
terakhir jelas berkaitan dengan cara dan tujuan hidup. Pastinya tidak
melupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan. Lalu, sophie pun
mengemukakan bahwa orang perlu menemukan jawaban bagi pertanyaan
filosofis tertentu. |
SEKIAN
DULU MATERI FILSAFAT KITA, MOGA MANFAAT !!! |
Sumber Wacana
: Dunia Sophie |
|
Karya
Jostein Gaarder |
Posting Komentar