Mushaf Indah Kontemporer di Indonesia

SQ Blog - Alhamdulillah, postingan admin kali ini, Mushaf Indah Kontemporer di Indonesia merupakan postingan penutup dari postingan-postingan mengenai mushaf al-Quran untuk saat ini. Sobat SQ, semoga postingan sebelumnya dapat menambah wawasan kita semuanya. Diantara postingan tersebut ialah:
Nah, kali ini admin akan sajikan hidangan penutup untuk topik kajian mushaf, yaitu Mushaf Indah Kontemporer khususnya di Indonesia. Simak uraiannya di bawah ini.

Dari sejak awal penulisan dan penyalinan mushaf Al-Quran baik di dalam maupun luar Indonesia dilakukan dengan sangat memperhatikan dan mementingkan segi keindahan penulisan dan mushafnya. Seperti contohnya dapat kita lihat pada mushaf-mushaf kuno yang ada di Indonesia. Keindahan mushaf ini terus berlanjut, dipertahankan dan terus menjadi ciri khas al-Quran di nusantara. Beragam keindahan mushaf-mushaf tersebut sangat dipengaruhai oleh antar lain:
  1. Ragam gaya kaligrafi baik dalam penulisan teks maupun sebagai iluminasi.[1]
  2. Keindahan dan seni pada tanda-tanda ayat. kaum muslimin. maka tidak mengherankan, meskipun di Eropa mushaf al-Qur’an telah mulai dicetak sejak.[2]
  3. Keindahan dan seni pada kepala surah[3]
  4. Keindahan dan seni hiasan tepi halaman
  5. Bingkai teks
  6. Bingkai berhias
  7. Keindahan dan seni iluminasi yang dipengaruhi oleh ciri khas daerah (mushaf indah kontemporer nusantara).
Berikut beberapa mushaf al-Quran di Indonesia yang terbilang indah dan menakjubkan siapa saja yang melihatnya:

a. Mushaf Istiqlal

Mushaf Istiqlal diresmikan dan diawali oleh Presiden Soeharto pada Festival Istiqlal I tanggal 15 Oktober 1995/7 Muharam 1412 H, dan diluncurkan oleh Presiden Soeharto pada Festival Istiqlal II, pada 23 September 1995/27 Rabi'ul Akhir 1416 H. Sebelum diresmikan, mushaf ini telah mengalami pentashihan oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran Departemen (sekrang Kementerian) Agama RI, selesai pada 6 Juni 1995/7 Muharam 1416. Para khattat Mushaf Istiqlal adalah KH Abdurrazaq Muhili (perancang pola), HM Fa'iz AR (ketua), M Abdul Wasi AR, H Imron Ismail, Baiquni Yasin, Mahmud Arham, Islahuddin (anggota), serta HM Idris Pirous (asisten).

b. Mushaf Sundawi

Pembuatan Mushaf Sundawi ini diprakarsai oleh HR Nuriana yang menjabat sebagai gubernur jawa barat kala itu, dan diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1995/17 Rabiul Awwal 1416 H, pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.

Al-Quran Mushaf Sundawi ini menggunakan konsep desain dan tatanan iluminasi yang diterapkan pada setiap halamannya dengan menggunakan seni yang berciri khas Sunda. Pada prinsipnya ada dua jenis sumber inspirasi atau acuan desain yang digunakan. Pertama, yang referensinya berasal dari motif islami Jawa Barat, misalnya memolo mesjid, motif batik, ukiran mimbar, mihrab, dan artefak lainnya, dengan catatan bahwa motif-motif tersebut tidak bersifat anthropomorphic (dari bentuk manusia) ataupun zoomorphic (dari bentuk binatang). Jenis motif kedua, yaitu desain yang bersumber pada sejumlah flora tertentu yang khas Jawa Barat, seperti gandaria dan patrakomala.

c. Mushaf At-Tin

Mushaf Mushaf ini dibuat untuk mengenang al-marhumah Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien Soeharto). Didesain oleh Machmud Buchari, Muhammad Djaelani, dan Ahmad Haldani D. Mushaf ini selesai dibuat pada tahun 1999 di Jakarta.

Mushaf ini adalah cetakan faksimili manuskrip indah "Mushaf Al-Quran Ibu Hj Fatimah Siti Hartinah Soeharto", berukuran 21,5 x 16,5 cm, kertas matt paper 85 gram, hard cover. Jumlah iluminasi 33 desain (dari 93 desain dalam manuskrip aslinya yang berukuran 102 x 73 cm). Tim Perancang/Perencanaan. Koordinator Teknik: H Mohammad Djaelani; Ketua Pelaksana Harian: Mahmud Buchari. Bidang Kaligrafi: Ustadz H Imron Islamil, Ustadz Abdul Wasi, Ustadz Baequni Yasin, Mahmud Arham, H Hawi Hasan, H Miftahuzzaman, Islahuddin. Bidang Iluminasi: Drs Achmad Haldani D, Dra Titi H Rasbury, Dra Henny Haerany, Dra Yeyet D Koryeti, Drs M Kusna Wijaya, Drs Zain Rais, Rahman Ruwandi.[4]

d. Mushaf Kalimantan Barat

Diperkirakan pada tahun 2003 Kalimantan Barat membuat mushaf dengan ragam hias bercirikan kekhasan Kalimantan Barat. Dengan mempunyai cirri sendiri dalam bentuk biasannya akan mencerminkan kekayaan ragam hias local. Ragam hias Mushaf Kalimantan Barat memenuhi seluruh permukaan halaman dengan warna lembut kebiruan. Berbeda dengan mushaf indah lainnya, tanda-tanda seperti juz dan ruku' di pinggir halaman berada di dalam bingkai iluminasi, dipisahkan dengan garis vertikal. [5]

e. Mushaf Keraton Yogyakarta

Untuk melestarikan tradisi penyalian Quran di istana, Keraton Yogyakarta pada tahun 2011 menerbitkan “Mushaf Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat” yang ditandatangani resmi oleh Sultan Hamengkubuwono X tertanggal 20 Mei 2011. Dapat dikatakan bahwa Keraton Kesultanan Yogyakarta dalam hal ini merupakan perintis, karena kesultanan lain tampaknya belum ada yang mengawali untuk meneruskan kembali tradisi penyalinan Quran di istana. Kaligrafi teks ayat dimodifikasi dari Mushaf Madinah karya Usman Taha. Mushaf ini dicetak oleh Lembaga Percetakan Al-Quran (LPQ), Kementerian Agama RI.

f. Mushaf Bantani

Untuk Pemerintah Provinsi Banten pada 2 Februari 2008 secara resmi memulai penulisan Mushaf al-Bantani, dan selesai pada 28 Agustus 2010 (18 Ramadan 1431 H). Dokumen ditandatangani oleh Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah, sebagai pemrakarsa penulisan mushaf ini. Ketua tim penulisan adalah Prof Dr HE Syibli Syarjaya; ketua peneliti desain iluminasi Prof Dr HMA Tihami; penulis kaligrafi Dr H Ahmad Tholabi Kharlie (koordinator), H Mahmud Arham, H Isep Misbah, H Arif Hamdani, Hj Yeni Solihah, Abdul Kholik, Nurkholis, Ahmad Mukhozin, Rivqi Nasrullah, dan Muhammad Martnus; dan desainer iluminasi Aris Kurniawan, Dr Helmi Bahrul Ulumi, dan Andi Zulfikar.

Mushaf cetakan ini, berukuran 25 x 17,5 cm, merupakan 'reproduksi' dari naskah aslinya, "Mushaf al-Bantani", yang berukuran 70 x 50 cm. Ragam iluminasi yang digunakan dalam Mushaf al-Bantani didasarkan pada hasil penelitian. Ketiga puluh juz mushaf ini memiliki variasi iluminasi yang terdiri atas iluminasi dasar dan iluminasi instrumental. Iluminasi dasar sumbernya adalah artefak dan manuskrip Banten, sedangkan iluminasi instrumental yang merupakan penunjang dari iluminasi dasar merupakan pengembangan dan rekayasa grafis.

Mushaf ini telah mengalami tiga kali cetak. Cetakan pertama sejumlah 3000 eksemplar, sementara cetakan kedua dan ketiga masing-masing 100.000 eksemplar. Cetakan ketiga dilengkapi dengan terjemahan. Pencetakan dilakukan oleh Lembaga Percetakan Al-Quran (LPQ), Ciawi, Jawa Barat. Mushaf ini didistribusikan khususnya bagi warga Banten, dan tidak dijual di pasaran. [6]

Demikianlah beberapa mushaf  indah yang ada di indonesia. Informasi lengkap uraian ini dan informasi khasanah mushaf lainnya dapat merujuk langsung ke website Dosen admin ketika semester V di Institut PTIQ Jakarta. Beliau ialah Ali Akbar, MA, terima kasih Bapak atas jasanya dalam mengajarkan Khasanah Mushaf Dunia Islam. Silahkan kunjungi websitenya, Khasanah Mushaf al-Quran Nusantara.


ENDNOTE

[1] Ali Akbar, Menggali Khazanah  Nusantara: Telaah  Ragam  Gaya Tulisan  dalam Mushaf  Kuno, Hal. 69
[2] Annabel The Gallop, Seni Mushaf di Asia Tenggara. Hal.  124
[3] Ibid, Hal.   125
[4] Ali Akbar, Perkembangan Mushaf, Terjemahan dan Tafsir Al-Quran di Indonesia. (Jakarta: Lajnah Pentashhih Mushaf Al-Quran, 2010). Hal. 37

Mushaf Bantani, Mushaf Indah Kontemporer, Mushaf Keraton Yogyakarta, Mushaf Kalimantan Barat, Mushaf At-Tin, Mushaf Sundawi, Mushaf Istiqlal

Labels:

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.