SQ Blog - Seminar classroom management pada kesempatan kali ini disampaikan oleh ibu Yessy Yanita Sari, selaku dosen, konsultan pendidikan, penulis, dan beberapa profesi lainnya. Ibu dari lima anak tersebut mengawali pembicaraannya dengan peranan penting guru dalam dunia pendidikan. Beliau menyarankan agar setiap guru selain menyampaikan pelajaran, juga memberikan pendidikan yang berdasarkan al-Quran dan Hadis, serta jika memungkinkan menggunakan pendekatan sains (scientific approach) yang dimaksudkan agar menambah semangat anak dalam belajar.
Definisi dan Tujuan Classroom Manajement
Dengat tema “Classroom management”, Ibu Yessy kemudian melanjutkan penyampaiannya mengenai definisi dan tujuan classroom manajemen. Dalam pemaparannya, Ibu Yessy menyebutkan bahwa Classroom Management adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha guru untuk mengatur, baik siswa, ruangan, waktu, dan materi untuk memberikan kenyamanan dalam proses pembelajaran. Penataan ruang lingkup sekolah yang tertata dan rapi akan memberikan kenyamanan dalam lingkungan sekolah, baik terhadap murid, begitupun terhadap guru.
Ibu Yessy menyebutkan setidaknya ada dua tujuan manajemen kelas. Pertama; membantu siswa untuk terlibat dan bekerja sama dalam setiap kegiatan di kelas. Tujuan ini untuk mengefektifkan dan membentuk kedisiplinan di kelas. Kedua; meningkatkan mutu pembelajaran atau untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Keadaan di kelas sangat ditentukan dengan pembiasaan-pembiasaan kepada semua murid. Oleh karena itu, pembinaan culture sangat menentukan dalam menciptakan kelas yang tertib dan disiplin.
Aspek dalam Classroom Manajement
Pesan berikutnya yang ibu Yessy sampaikan terkait dengan beberepa aspek dalam menciptakan classroom manajement yang baik. Aspek-aspek tersebut ialah:
- Discipline, aspek ini dapat dicapai melalui pembinaan culture;
- Prepared, maksudnya segala sesuatu yang akan dilaksanakan di kelas telah disiapkan agar berjalan sesuai rencana dan harapan. Termasuk bahwa setiap pengajar harus sudah siap dengan materi dan bahan mata pelajarannya;
- Motivation, bahwa setiap pengajar seyogyanya memiliki kreatifitas dalam Pengajaran termasuk senantiasa memberikan motivasi kepada murid untuk giat dan tekun belajar;
- Providing save, artinya suasana kelas hendaknya nyaman, kondusif dan mendukung terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran;
- Self esteem, maksudnya kelas yang baik hendaknya dapat melindungi dan membangun harga diri murid.
Setelah memberikan beberapa aspek di atas, Ibu Yessy kemudian memberikan catatan bahwa “it’s different for everyone”. Maksudnya bahwa setiap pengaturan kelas tidak harus sama, melainkan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Lebih lengkapnya, bentuk atau tatanan dalam ruagan kelas ditentukan oleh beberapa hal berikut:
- Teaching styles (metode Pengajaran)
- Personality/Attitudes (kepribadian siswa)
- Student population (populasi siswa)
- Not all management strategies are effective for every teacher (tidak semua cara manajemen efektif bagi semua guru)
Keempat unsur di atas menurut Ibu Yessy perlu diperhatikan dalam mengatur setiap kelas. Unsur-unsur tersebut dipertimbangkan agar tujuan yang direncanakan dalam pembelajaran dapat tercapai. Unsur personality atau kepribadian siswa dari beberapa aspek di atas dijelaskan secara panjang lebar oleh ibu Yessy. Menurutnya, aspek ini sangat penting agar penanganan terhadap siswa dapat efektif dan tepat sasaran. Dalam sebuah ungkapan disebutkan
لاعبوهم لسبع وأدبوهم لسبع ÙˆØµØ§ØØ¨ÙˆÙ‡Ù… لسبع.
Sebagian ulama mengatakan bahwa ungkapan ini lebih lanyak dinisbahkan kepada Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. (http://www.islamweb.net). Lihat juga islamweb.net
Pesan tersebut di atas mengisyaratkan adanya proses dan tahap dalam pendidikan, ujar Ibu Yessy. Pendidikan seharusnya melalui 3 tahap berdasarkan usia, yaitu:
- Tahap bermain (لاعبوهم /ajaklah mereka bermain), sejak lahir atau umur 1 tahun sampai kira-kira 7 tahun;
- Tahap penanaman disiplin (أدبوهم/ajarilah mereka adab), dari kira-kira umur 7 tahun sampai 14 tahun;
- Tahap kemitraan (ØµØ§ØØ¨ÙˆÙ‡Ù…/jadikanlah mereka sebagai sahabat), kira-kira mulai umur 14 tahun ke atas.
Demikianlah halnya dalam pengaturan kelas (classroom mangemant), tahap di atas sangat perlu diperhatikan, ujar Ibu Yessy. Arah pendidikan berdasarkan umur ini diterapkan dalam melakukan display kelas, baik yang berhubungan dengan metode pengajaran, classroom rules (aturan kelas), physical space (tata ruang kelas), dan hal lain yang bersangkutan dengan pengajaran di kelas. Sebagai contoh, bagi anak-anak TK (taman kanak-kanak), maka seyogyanya lebih banyak bermain sambil belajar mengingat usianya yang masih dibawah 7 tahun. Demikian juga pada anak SD (sekolah dasar), sudah seyogyanya arah pengajarannya sudah berorientasi untuk menanamkan adab atau tata karma. Demikian seterusnya bagi anak SMP dan SMA, hendaknya seorang pendidik sudah memposisikan diri sebagai mitra atau pembimbing belajar dengan tetap memperhatikan batasan yang wajar antara guru/pendidik dan murid.
Manfaat Classroom Manajement
Ibu Yessy tidak luput juga menjelaskan manfaat classroom management yang baik. Pengajaran yang efesien sambungnya semestinya didukung dengan pengaturan yang baik dan terkontrol. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan kenyamanan di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran. Ini dimaksudkan untuk membentuk culture yang mendukung suasana belajar yang kondusif. Di antara manfaat classroom management ialah:
- Memberikan kenyamanan dalam proses pembelajaran;
- Aspek penting untuk mengontrol suksesnya pembelajaran di kelas.
First Two Week
Masih terkait classroom management, upaya ini tidak dapat dilakukan secara instan di ruang lingkup sekolah, melainkan diupayakan secara bertahap melalui pembiasaan. Salah satu cara atau program yang bisa dilakukan untuk mengawali program ini ialah agenda first two week. Agenda first two week memuat program-program sekolah yang difokuskan untuk dilaksanakan dan dapat dicapai dalam tempo dua minggu awal sekolah. Tidak hanya itu, tempo dua minggu ini dimaksudkan untuk menanamkan kebiasaan kepada murid sekaligus mengenalkan lingkungan sekolah agar kedepannya sudah terbiasa dan dapat menjalankan aturan sekolah dengan bertanggungjawab. Olehnya karena itu, pada masa-masa first two week proses pembelajaran secara umum belum berjalan seperti biasanya. Hari-hari sekolah anak masih difokuskan dengan penyesuaian lingkungan sekolah, termasuk hak dan kewajibannya, aturan dan konsekuensinya, dan sebagainya.
Bahkan menurut Ibu Yessy, mula-mula agenda ini dilakukan dalam jangka waktu selama enam pekan (first six week). Ini menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan ditentukan sejak beberapa pekan awal sekolah. Gambaran akhir tahun pembelajaran dapat diketahui seberapa intensif class management dari beberapa pekan awal sekolah.
Rule and Consequence
Dalam classroom management, satu unsur penting yang perlu diperhatikan ialah terkait aturan dan konsekuensi. Aturan dan konsekunesi ini dibuat untuk mendukung dan menciptakan lingkungan sekolah nyaman dan teratur. Setiap guru dan murid dan menempatkan diri masing-masing sesuai hak dan kewajibannya. Hal ini dapat berjalan dengan baik melalui kesepakatan yang dibuat bersama yang kemudian dituliskan dalam bentuk aturan dan konsekuensi (Rule and Consequence).
Berbeda dengan aturan pada umumnya, aturan di sekolah menurut ibu Yessy hendaknya memenuhi beberapa syarat, diantaranya dapat dilaksanakan, masuk akal atau logis, serta terdapat konsekuensi bagi yang melanggarnya. Konsekuensinya pun berbeda dan istilah sanksi atau denda sebagaimana umumnya, karena yang diharapakan pada penerapan konsekuensinya juga tidak terlepas dari nilai-nilai pendidikan. Seorang anak dalam menerima konsekuensi masih berkaitan erat dengan aturan yang dilanggarnya. Artinya, ada upaya perbaikan dan pembiasaan terhadap aturan yang anak langgar, demikian ujar ibu Yessy.
SEKIAN
SDI Azhari Islamic School - Jakarta Selatan
Jumat, 22 Juli 2016
Posting Komentar