SQ Blog - Satu hal yang tidak terpisahkan dalam hidup ini adalah waktu. Tak terasa tahun 2022 berakhir meninggalkan kita. Apakah harapan-harapan kita di tahun 2022 sudah tercapai? Jika iya, alhamdulillah. Dan jika belum, tetap ikhtiar sambil menata harapan dan tujuan di tahun yang akan datang.
Sahabat SQ Blog yang berbahagia
Apa tujuan kita sebenarnya dalam hidup ini? Apakah untuk hidup selama-lamanya di dunia ini? Tentu tidak sahabat, karena semua akan melewati pintu kematian. Jadi dunia ini bukanlah tanah air kita yang sebenarnya. Itulah sebabnya baginda Rasulullah SAW mengingatkan dalam sabdanya yang bersumber dari Abdullah bin Umar, ia berkata:
أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. (رواه البخاري)
Artinya: Baginda Rasulullah SAW pernah memegang bahuku seraya bersabda, hiduplah engkau di dunia ini seperti orang asing atau musafir. (H.R. Al-Bukhari)
Maksudnya bahwa hiduplah engkau di dunia ini seperti orang asing, seperti pendatang yang tidak akan berlama-lama di dunia. Atau seperti musafir yang hanya lewat beberapa saat di perjalanan dunia ini. Sehingga seorang hamba jangan mengganggap dunia ini sebagai tempat tinggal selama-lamanya karena suatu saat akan kembali ke tanah air yang sebenarnya.
Sahabat SQ Blog yang berbahagia
Pertanyaannya kemudian, dimana tempat tinggal kita yang sebenarnya? Dimana tanah air kita yang sesungguhnya?
Tanah air kita yang sebenarnya adalah di Surga. Karena di sanalah manusia pertama diciptakan Allah SWT, yaitu Nabi Adam a.s sebagai 'Abul Basyar', bapak bagi seluruh umat manusia. Muhammad Allan As-Syafi'i (w. 1057) menjelaskan dalam kitabnya Dalilul Falihin:
وَالْوَطَنُ الحَقِيْقِيُّ هُوَ الدَّارُ الآخِرَةُ الَّتِيْ لَا نِهَايَةَ لِآخِرِهَا.
Tanah air yang hakiki adalah akhirat yang tiada punya akhir.
Dunia hanyalah persinggahan, tempat mengumpulkan bekal untuk kehidupan abadi di akhirat kelak. Dunia hanya tempat bercocok tanam untuk dituai hasilnya di akhirat nanti. Allah SWT mengingatkan dalam surat Al-Qasas ayat 77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ.
Artinya:Dan carilah pahala untuk kehidupan akhirat kelak dengan anugerah yang telah Allah berikan kepadamu. (Q.S. Al-Qasas: 77)
Sahabat SQ Blog yang berbahagia
Imam Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu berkata:
إِنَّ الدُّنْيَا قَدِ ارْتَحَلَتْ مُدْبِرَةٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ قَدِ ارْتَحَلَتْ مُقْبِلَةٌ.
Dunia ini akan segera pergi, dan akhirat itu akan segera datang.
Maksudnya, hari demi hari hakikatnya kehidupan dunia ini akan segera pergi, dan kehidupan akhirat hari demi hari akan segera menjumpai manusia. Maka sudah sepatutnya kehidupan akhirat menjadi tujuan utama.
وَلِكُلِّ مِنْهُمَا بَنُوْنَ فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا.
Masing-masing dari keduanya memiliki anak-anak, maka jadilah kalian menjadi anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia.
Ingatlah hai manusia, jadilah insan yang memprioritaskan kehidupannya untuk akhirat. Jangan sampai terpedaya dengan duniawi, yang penuh dengan permainan dan sendau gurau. Fokus dan jadikanlah akhirat sebagai tujuan.
فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَاحِسَابٌ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ.
Karena sesungguhnya hari ini adalah untuk beramal dan tidak ada perhitungan, dan besok adalah tempat perhitungan dan tidak dapat lagi untuk beramal.
Kesempatan di dunia ini untuk berbakti dan beribadah kepada Allah, menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya, dan belum ada hisab. Sedangkan besok di akhirat kelak, hari penghisaban semua amal perbuatan manusia sejak awal hingga akhir, dan tidak ada lagi kesempatan untuk beramal. Maka renungkanlah hal tersebut wahai orang-orang yang beriman.
Sungguh pesan yang penuh hikmah yang mendalam. Untuk mendorong setiap hamba beramal sholih dan mendekatkan diri kepada Allah sebelum terlambat dan selama pintu taubat masih terbuka. Baginda Rasulullah SAW mengingatkan:
إِنَّ الله عَزَّ وَجَلَّ يَقْبَلُ تَوْبَةَ العَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. ـ(رواه الترمذي)
Artinya: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima tobat seorang hamba selama nyawa belum sampai ke tenggorokan.
Sahabat SQ Blog yang berbahagia
Fudhail bin Iyadh seorang wali Allah bertanya kepada seorang laki-laki:
ﻛﻢ ﺃﺗﺖ ﻋﻠﻴﻚ؟ ﻗﺎﻝ: ﺳﺘﻮﻥ ﺳﻨﺔ.
Sudah berapa umur tuan? 60 tahun jawab laki-laki itu.
ﻗﺎﻝ : ﻓﺄﻧﺖ ﻣﻨﺬ ﺳﺘﻴﻦ ﺳﻨﺔ ﺗﺴﻴﺮ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻚ ﺗﻮﺷﻚ ﺃﻥ ﺗﺒﻠﻎ.
Fudhail bin Iyadh kemudian berkata, maka engkau telah berjalan selama 60 tahun menuju Tuhanmu, dan engkau sudah hampir sampai.
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﺇﻧّـﺎ ﻟﻠﻪ ﻭﺇﻧّـﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺍﺟﻌﻮﻥ.
Mendengar ucapan Fudhail bin Iyadh, laki-laki tersebut berkata: innalillah wa inna ilaihi rojiun.
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻔﻀﻴﻞ : ﺃﺗﻌﺮﻑ ﺗﻔﺴﻴﺮﻩ؟ ﺗﻘﻮﻝ أﻧﺎ ﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪ، ﻭﺇﻟﻴﻪ ﺭﺍﺟﻊ؛ ﻓﻤﻦ ﻋَﻠِﻢ ﺃﻧﻪ ﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪ ﻭﺃﻧﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺍﺟﻊ؛ ﻓﻠﻴﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻮﻗﻮﻑ، ﻭﻣﻦ ﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻮﻗﻮﻑ؛ ﻓﻠﻴﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﺴﺆﻭﻝ، ﻭﻣﻦ ﻋَﻠِﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﺴﺆﻭﻝ؛ ﻓﻠﻴﻌﺪ ﻟﻠﺴﺆﺍﻝ ﺟﻮﺍبا.
Apakah engkau tahu makna dari ucapan tersebut, kata Fudhail. Engkau mengakui bahwa engkau hamba Allah dan kepada-Nya kembali. Sesungguhnya siap yang mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah dan hanya kepada-Nya kembali maka hendaklah mengetahui juga bahwa ia pasti akan berhenti di hadapan Allah. Dan berhenti itu akan ditanya, dan siapa yang tahu bahwa ia akan ditanya maka hendaklah mempersiapkan jawaban-jawaban.
Sahabat SQ Blog yang berbahagia
Dalam keterangan hadis Nabi SAW disebutkan:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاه. (رواه الترمذي)
Artinya: Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada Hari Kiamat sampai dia ditanyai: tentang umurnya, dalam hal apa dia habiskan; tentang ilmunya, dalam hal apa dia amalkan; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan; dan tentang tubuhnya, dalam hal apa dia manfaatkan.
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻓﻤﺎ ﺍﻟﺤﻴﻠﺔ؟ ﻗﺎﻝ : ﻳﺴﻴﺮﺓ.
Laki-laki itu kemudian berkata, apakah ada caranya? Agar dapat selamat dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Caranya mudah jawab Fudhail bin Iyadh.
ﻗﺎﻝ : ﺗﺤﺴﻦ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻘﻲ؛ ﻳُﻐﻔﺮ ﻟﻚ ﻣﺎ ﻣﻀﻰ، ﻓﺈﻧﻚ ﺇﻥ ﺃﺳﺄﺕ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻘﻲ؛ ﺃُﺧﺬﺕ ﺑﻤﺎ ﻣﻀﻰ ﻭﺑﻤﺎ بقي.
Caranya, engkau berbuat baik pada umurmu yang tersisa, niscaya akan diampuni bagimu apa yang telah berlalu, Karena bila engkau berbuat jelek dengan umurmu yang tersisa, engkau akan disiksa karena kejelekan yang telah lalu dan yang akan engkau perbuat dalam sisa umurmu, jawab Fudhail bin Iyadh.
Sahabat SQ Blog yang berbahagia
Semoga kisah tadi dapat kita ambil hikmahnya untuk senantiasa optimis meraih kebaikan, dan tidak berputus asa dari Rahmat Allah SWT. Tahun 2023 sudah berada di depan mata, semoga dapat dimaksimalkan untuk ketaatan dan kebaikan, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimana pesan baginda Rasulullah SAW:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ. (رواه الترمذي)
Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang ialah jika meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
Demikian sahabat SQ Blog, semoga bermanfaat dan dapat dapat kita ambil hikmahnya untuk diamalkan dalam kehidupan ini, untuk meraih keberkahan di sisi Allah SWT, aamiin.
Posting Komentar