Hari Kemerdekaan Momentum Membina Persatuan

SQ Blog - Persatuan merupakan salah satu pondasi dalam menciptakan kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demikian juga dalam pandangan agama, persatuan dan kesatuan dipandang sebagai asas yang penting dalam rangka membina keimananan dan ketakwaan.

Dengan terciptanya persatuan dan kesatuan, setiap kita dapat melaksanakan ibadah dengan aman dan penuh khusyuk. Hubungan dan aktivitas sosial dapat berjalan dengan baik. Kehidupan yang tenang, damai, dan tentram pun tercipta.

Persatuan sebagai salah satu ajaran agama menjadi pondasi terbentuknya ukhuwwah atau persaudaraan antar sesama. Allah SWT menegaskan di dalam surat Ali Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Q.S. Ali Imran: 103)

Demikianlah Al-Quran menyeru untuk membina persatuan dalam kehidupan. Dan menjauhi segala hal yang dapat memicu terjadinya perpecahan kepada sesama. Al-Quran mengingatkan bahwa kita adalah bersaudara. Baik saudara karena hubungan kerabat, sesama agama dan kenyakinan, maupun sebangsa dan setanah air.

Patut kita mencontoh kepada diri baginda Rasulullah SAW dan para sahabat dalam membina persaudaraan dan persatuan. Dikisahkan usai perang Badar, di sisi kaum muslimin terdapat beberapa tawanan dari orang-orang kafir. Saat itu, Umar bin Khattab mengusulkan tawanan tersebut dihukum dan dibunuh saja. Adapun Abu Bakar mengusulkan agar tawanan tersebut dilepaskan saja asalkan mereka bisa membayar tebusan.


Melihat perbedaan tersebut, mari kita lihat bagaimana sikap Nabi menanggapi hal itu. Terhadap Umar Nabi mengatakan, engkau wahai Umar seperti Nabi Nuh a.s. Dalam menghadapi kaumnya nabi Nuh berdoa:

رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا . إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا

Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu. Mereka pun hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur. (Q.S. Nuh: 26-27)

Adapun kepada Abu Bakar nabi mengatakan, engkau wahai Abu Bakar seperti nabi Ibrahim a.s. Dalam menghadapi kaumnya nabi Ibrahim berdoa:

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah menyesatkan banyak manusia. Maka, siapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk golonganku. Siapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ibrahim: 36)

Betapa indahnya akhlak dan sikap yang diperlihatkan Nabi kepada sahabat-sahabatnya. Nabi menghormati setiap usulan dan pendapat meraka, memperlakukan meraka dengan bijaksana sehingga di antara sahabat tidak ada yang merasa direndahkan dan disalahkan. Persatuan dan persaudaraan di antara mereka pun terjalin dengan kokoh.

Dalam kisah lain disebutkan, usai perang Khandaq atau perang Al-Ahzab yang terjadi pada tahun ke-5 H. Disebut perang khandaq karena Nabi dan sahabat membuat benteng pertahanan yang mengelilingi Madinah dari serangan musuh berupa parit. Disebut juga perang Al-Ahzab karena pasukan musyrik Mekkah bersekutu dengan Yahudi, dan orang-orang munafiq untuk memerangi kaum muslimin.

Usai perang tersebut, di waktu dzuhur nabi memerintahkan sahabat untuk segera menuju perkampungan bani Quraizah. Disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhari:

.لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ

Janganlah ada satu pun yang shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah. (H.R. Al-Bukhari)

Mendengar perintah Nabi yang cukup jelas tersebut, para sahabat segera menuju perkampungan bani Quraizhah. Mereka pun berangkat dengan cepat agar dapat sholat ashar di perkampungan bani Quraizhah sebagaimana pesan nabi. Namun, sungguhpun mereka sudah bergegas dan berjalan dengan cepat, mereka mendapati waktu ashar telah hampir habis.

Dalam keadaan demikian, para sahabat terbagi 2 kelompok. Kelompok pertama tetap melanjutkan perjalanan sekalipun waktu ashar telah hampir habis. Mereka sholat ashar di perkampungan bani Quraizhah di waktu maghrib. Mereka beralasan bahwa nabi memerintahkan untuk tidak sholat ashar kecuali setelah sampai di bani Quraizhah. Adapun kelompok kedua, mereka berhenti dan sholat ashar dalam perjalanan karena khawatir waktu ashar terlewat. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju bani Quraizhah.

Kejadian tersebut kemudian disampaikan kepada Nabi SAW. Ia pun tidak memarahi atau menyalahkan salah satu dari kelompok tersebut. Nabi memahami bahwa sahabat yang sholat ashar di bani Quraizhah karena mereka mematuhi perintahnya. Dan sahabat yang sholat ashar dalam perjalanan karena mereka melaksanakan sholat pada waktunya. Mereka memahami bahwa maksud pesan nabi tersebut agar mereka bergegas menuju perkampungan bani Quraizhah. Sehingga jika mereka mendapati waktu ashar di bani quraizhah, mereka sholat di sana. Namun jika tidak, mereka sholat dalam perjalanan di waktu ashar.

Keterangan di atas menunjukkan tidak setiap perbedaan dipandang sebagai hal yang dapat merusak persatuan. Tetapi bagaimana sikap kita dalam memandangnya. Bahkan setiap perbedaan-perbedaan yang ada dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain.

Dalam tuntunan agama misalnya, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beragam perbedaan. Sebut saja dalam ruang lingkup mazhab. Dapat ditemukan ada 4 mazhab yang populer, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Dalam keempat mazhab tersebut dapat dijumpai beragam perbedaan satu sama lain. Dan perlu ditegaskan sekali lagi bahwa perbedaan-perbedaan tersebut hendaknya dipandang sebagai khasanah keilmuwan yang dapat saling melengkapi dan menjadi solusi umat dalam kehidupan beragama.

Berangkat dari sini, perbedaan dalam masalah furu'iyah (cabang) hendaknya ditanamkan sikap toleransi. Adapun dalam masalah ushuliyyah (dasar) hendaknya dijaga dan dimusyawarakan agar tidak terjadi perpecahan.

Allah SWT menegaskan dalam surat Al-Rum ayat 31-32:

وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ.

Dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka sehingga menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka. (Q.S. Al-Rum: 31-32)

Demikian juga dalam surat Ali Imran ayat 105:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ.

Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. (Q.S. Ali Imran: 105)

Dari uraian di atas, dapat dikemukakan beberapan tips untuk membina persatuan, yaitu:

Pertama: Musyawarah. Dengan musyawarah, duduk perkara dalam setiap keadaan dapat dicarikan solusi dan jalan keluarnya. Hal ini dapat mengatasi timbulnya perpecahan yang mengancam retaknya persatuan. Bahkan dengan musyawarah, sebuah permusahan dan perpecahan dapat disatukan kembali.

Mari renungkan ayat berikut ini:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ

Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). (Q.S. Ali Imran 159)

Kedua: Kesabaran. Kesabaran adalah kekuatan bukan kelemahan. Dalam membina persatuan, tidak dipungkiri beragam perbedaan yang ada yang dapat memicu ingin menang dan benar sendiri. Disinilah peranan kesabaran dalam menghadapi setiap perbedaan itu. Tulus sabar dan mengalah dalam setiap perdebatan agar tetap terjalin persatuan sekalipun berada di posisi benar. Sembari tetap mencari jalan keluar yang terbaik dari setiap perbedaan yang memicu perpecahan yang muncul.

Allah SWT mengingatkan:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Anfal: 46)

Ketiga: Saling menghormati. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi kepada sesama. Hormat menghormati adalah akhlak terpuji yang dapat menjaga hubungan harmonis tetap terjaga dengan baik. Segala sikap permusuhan, prasangka buruk, dan lainnya hendaknya dijauhi. Sehingga terciptanya persatuan yang kokoh dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan berbangsa.


Mari kita renungkan ayat berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ.

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujurat: 12)

Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya persatuan dalam kehidupan ini, termasuk kehidupan beragama. Beberapa ayat Al-Quran pun menggandengkan ketakwaan dan persatuan yang menunjukkan bahwa di antara karakter orang yang bertakwa ialah senantiasa membina dan menjaga persatuan. Beberapa ayat tersebut ialah:


Pertama: Q.S. Al-An'am ayat 153

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) sehingga mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al-An'am: 153)

Kedua: Q.S. Ali Imran 102-103

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا.

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai. (Q.S. Ali Imran: 102-103)

Ketiga: Q.S. Al-Hujurat ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. (Q.S. Al-Hujurat: 13)

Semoga Allah senantiasa kuatkan kita dalam menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Agar NKRI terus melaju untuk Indonesia maju.

Ditulis oleh Hasrul

persatuan dalam islam, indonesia merdeka, persatuan di indonesia, selamat bersatu

Labels: ,

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.