Dzikir dalam Pandangan Al-Quran

SQ Blog - Dzikir kepada Allah merupakan ibadah yang sangat penting dalam Islam. Ibadah ini dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun sesuai dengan kondisi dan keadaan. Orang yang berdzikir akan senantiasa dalam lindungan Allah, karena ia percaya setiap saat tidak terlepas dari pengawasan Allah sehingga mendorongnnya untuk senantiasa melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.

Allah SWT menegaskan dalam surat Al-Ahzab ayat 41

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا.

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya. (Q.S. Al-Ahzab: 41)

Demikian pula, Allah mengingatkan dalam surat Al-Zumar ayat 22:

فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ.

Maka, celakalah mereka yang hatinya membatu dari mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Zumar: 22)

Oleh karena itu, baginda Rasulullah SAW mengingatkan:

.جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟ قَالَ: أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Perbarui iman kalian. Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbarui iman kami? tanya para sahabat. Beliau bersabda, Perbanyaklah (bedzikir) mengucapkan Laa ilaaha illallaah. (H.R. Al-Hakim dan H.R. Ahmad)
Mengingat Allah dengan senantiasa berdzikir adalah salah satu di antara karakter orang-orang bertaqwa. Mereka berdzikir karena cinta kepada-Nya, dan mengharapkan kemuliaan di sisi-Nya, yaitu maqam taqwa. Mereka senantiasa ingat akan kebesaran, kemuliaan, dan karunia Allah kepada mereka.

Seorang tabi'in yang mulia, Malik bin Dinar mengatakan:

.مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا أَكْثَرَ ذِكْرَهُ

Siapa yang mencintai sesuatu maka dia akan banyak mengingatnya. (Al-Baihaqi, Sya'bul Iman)

Dzikir secara bahasa artinya menyebut dengan lisan asma Allah, seperti tasbih, takbir, takhlil, dan kalimat thoyyibah lainnya. Dzikir juga berarti mengingat dalam hati, termasuk memelihara dan menjaga hubungan kepada Allah SWT. Dan dzikir yang lebih tinggi ialah merasakan kehadiran Allah dan kebersamaannya dengan seluruh makhluk.

Itu sebabnya, dzikir cakupannya sangat luas, tidak sekedar di lisan. Tetapi segala sesuatu dan keadaan hendaknya dikaitkan kepada Allah SWT. Tiada suatu keadaan kecuali dihadirkan bahwa Allah bersamanya, mengawasi dan senantiasa menjaganya. Maka orang-orang yang senantiasa berdzikir, hatinya tenang dan tidak pernah merasa kesepian karena ia yakin Allah senantiasa bersamanya. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Ra'ad ayat 28:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenang. (Q.S. Al-Ra'ad: 28)

Dzikir pada diri orang-orang beriman dan bertaqwa akan tergambar dalam setiap aktivitas mereka. Ketika mengawali sesuatu mengucapkan basmalah, ketika selesai mengucapkan alhamdulillah, ketika takjub mengucapkan subhanallah, ketika diberikan ujian mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun, pendek kata semua aktivitas mereka dikaitkan kepada Allah. Baik itu ketika makan, akan tidur, berkendara, dan lain sebagainya.

Dan hal yang lebih penting agar dzikir tersebut bermakna bahwa semua aktivitas tersebut dilakukan sesuai tuntunan Allah SWT. Maksudnya, tidak ada artinya memulai atau melakukan sesuatu dengan menyebut asma Allah tetapi perbuatan itu bertentangan dengan perintah Allah. Demikian salah satu tuntunan penting yang harus diperhatikan dalam berdzikir kepada Allah SWT. 

Dalam beberapa keterangan Al-Quran, disebutkan beberapa ibadah atau amalan yang di dalamnya dapat menjadi sarana untuk mengingat-Nya:

Pertama: Mendirikan sholat. Firman Allah dalam surat thaha ayat 14:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي.

Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku. (Q.S. Thaha: 14)

Kedua: Mencari ilmu. Firman Allah dalam surat Al-Nahl ayat 43:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ.

Maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (Q.S. Al-Nahl: 43)

Ketiga: Membaca Al-Quran. Firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ.

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr: 9)

Keempat: Tafakkur yaitu merenungi ciptaan Allah SWT. Di dalam surat Ali Imran ayat 191 disebutkan:

 الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali Imran: 191)

Kelima: Berdoa. Allah SWT berfirman:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ.

Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang, dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. (Q.S. Al-A'raf: 205)

Itulah beberapa ibadah yang menjadi sarana seorang hamba mengingat Allah SWT. Orang yang senantiasa mengingat-Nya, maka Allahpun akan mengingatnya. Di antara maksudnya akan memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, karena orang yang bersyukur adalah orang-orang yang senantiasa ingat kepada Allah. Dan mengazab orang yang ingkar terhadap-Nya, karena mereka adalah orang-orang yang senantiasa lalai kepada-Nya.

Berdzikir atau mengingat Allah, selain dengan menyebut asma-Nya, atau dengan beberapa ibadah yang disebutkan di atas, Allah juga mengingatkan hamba-hamba-Nya atas segala karunia dan segala pristiwa yang telah diperlihatkan kepada mereka yang dapat menjadi wasilah mereka untuk mengingat-Nya.

Berikut beberapa keterangan Al-Quran terkait hal ini:

Pertama: Mengingat nikmat-nikmat Allah

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ.

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah yang dianugerahkan kepadamu. (Q.S. Al-Maidah: 11)

Kedua: Mengingat peristiwa besar atau sejarah

 وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ.

Dan ingatkanlah mereka (hai Musa), tentang hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur.. (Q.S. Al-Maidah: 11)

Betapa banyak peristiwa-peristiwa besar yang dapat mengingatkan kita kepada Allah ketika dihayati dengan saksama. Peristiwa kemerdekaan misalnya, hari-hari bersejarah lainnya, termasuk mengingat sejarah Palestina yang saat ini dijajah oleh Zionis Israel.

Hal ini senada bahwa salah satu kandungan utama Al-Quran adalah adalah kisah-kisah kesejarahan. Dan salah satu tujuannya untuk mengingatkan bahwa sejarah adalah bagian dari peradaban untuk menjadi pelajaran generasi berikutnya. Agar menguatkan langkah-langkah mereka dalam membela dan memperjuangkan kebenaran.

Ketiga: Mengingat kisah para Nabi dan tokoh lainnya

 وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ.

Ceritakanlah (Nabi Muhammad, kisah) Ibrahim di dalam Kitab Al-Qur’an. (Q.S. Maryam: 41)

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ.

Ceritakanlah (Nabi Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab Al-Qur’an. (Q.S. Maryam: 16)

Pesan tersebut menjadi pengingat untuk mengaitkan segala sesuatu kepada Allah. Tiada sesuatu yang terjadi kecuali atas izin-Nya, maka hanya Kepada-Nyalah semua makhluk bergantung. Orang-orang yang lalai dari mengingat-Nya akan mengalami kerugian yang besar. Dalam beberapa ayat berikut disebutkan beberapa keadaan orang-orang yang lalai dalam mengingat Allah dan meninggalkan tuntunan-tuntunan-Nya:

Pertama: Q.S. Al-Hasyr 19

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.

Janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik. (Q.S. Al-Hasyr: 19)

Kedua: Q.S. Al-Zukhruf 36

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ.

Siapa yang berpaling dari pengajaran (Allah) Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya). Maka, ia (setan) selalu menemaninya. (Q.S. Al-Zukhruf: 36)

Ketiga: Q.S. Thaha 124-125

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىقَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا. قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى.

Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Dia berkata, Ya Tuhanku, mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal sungguh dahulu aku dapat melihat? Allah berfirman, Memang seperti itulah balasanmu. Dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu engkau mengabaikannya. Begitu pula pada hari ini engkau diabaikan. (Q.S. Thaha: 124-126)

Ayat-ayat tersebut mengingatkan betapa buruk akibat di dunia dan di akhirat kelak orang-orang yang lalai dari mengingat Allah dan meninggalkan tuntunan-tuntunan-Nya.

Semoga kita dapat memetik pelajaran!

dzikir, mengingat Allah, menyebut nama Allah, ingat kepada Allah

Labels: ,

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.