SQ Blog - Bersama ibu Nur Dewi Natrini, SE., MAcc dari perwakilan direktorat pendidikan menyambangi guru-guru Azhari Islamic School Lebak Bulus Jakarta untuk ngobrol santai penanganan dan solusi kasus kekerasan dalam pendidikan.
Antisipasi dan Peta Resiko
Ibu Dewi mengawali bahwa bentuk kekerasan dapat terjadi karena faktor eksternal maupun internal. Sebelum kekerasan terjadi, sebagai tenaga pendidik, sudah menyiapkan segala bentuk antisipasi dan membuat peta resiko.
Antipasi kekerasan dalam pendidikan ada di tangan pendidik. Adapun, peta resiko disiapkan untuk melihat segala bentuk dampak yang dapat terjadi. Hal ini untuk menghindari dampak negatif yang dapat terjadi.
Sumber Kekerasan
Sumber kekerasan pada anak di antaranya terpengaruh dari games. Seorang anak dalam banyak games merasa tertantang untuk aksi dari apa yang dilihatnya. Pengaruh ini membuat anak merasa tertantang untuk melakukannya dalam dunia nyata. Ini fatal jika aksi yang dilihat anak memuat nilai-nilai negatif dan buruk lainnya.
Sumber lain kekerasan dapat bermula dari komunikasi dari orang-orang tidak bertanggung jawab. Ini dapat mempengaruhi anak-anak dengan kata-kata pujian dan mesra yang mereka dapatkan. Sehingga dapat mempengaruhi sikap mereka, sehingga menuruti kemauan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Hal ini banyak terjadi dalam kekeran seksual dan trafficking perempuan dan anak-anak.
Bentuk Kekerasan pada Anak
Bentuk kekerasan pada anak yang sering terjadi saat ini, selain fisik dan psikis, juga seksual. Kekerasan fisik segala hal yang berkaitan dengan bagian fisik. Kekerasan psikis berupa mengancam, intimidasi yang dapat menyebab rasa takut dan hilangnya percaya diri akibat tekanan.
Dan kekerasan seksual berkaitan dengan melecehkan, merendahkan, atau menyentuh bagian vital dan reproduksi. Terkait ini juga, lemahnya jati diri anak dapat mengantarkan ia terjerumus dalam hubungan seksual terlarang, seperti pemerkosaan, LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender), dan lain-lain.
Solusi Kekerasan
Setiap bentuk kekerasan membutuhkan solusi dan penyelesaiaan. Penyelesaian ini melalui tahapan-tahapan yang harus dilewati tanpa deskriminasi, memperhatikan kepentingan terbaik anak, melibatkan partisipasi anak, rasa keadilan dan kesetaraan.
Penanganan Kekerasan
Dimulai dari penerimaan laporan, pemeriksaan, penyusunan kesimpulan dan administratif, tindak lanjut pemeriksaan. Pemulihan, baik kepada korban ataupun pelaku. Seperti terapi psikologis ataupun lainnya.
Kanal Pelaporan Kekerasan
Perhatian pemerintah dengan maraknya beragam kekerasan dalam pendidikan diantaranya dengan membuat kanal laporan kekerasan. Di antara kanal tersebut seperti kanal Lapor. Kanal ini dapat di akses juga melalui aplikasi, play store atau app store.
Kanal ini menampung semua bentuk laporan, baik kekerasan terhadap peserta didik, termasuk segala bentuk kekerasan yang dialami oleh tenaga pendidik dan yang terkait.
Laporan terakhir, sekalipun kekerasan masih dominan dalam dunia kampus, dalam jenjang yang lebih rendah juga terus meningkat. Termasuk bentuk kekerasan seksual mendominasi bentuk kekerasan akhir-akhir ini. Sehingga diharapkan peranan semua pihak terkait, lembaga pendidik, tenaga pendidik, pihak berwajib, termasuk orang tua serta melakukan sosialisasi yang intensif terkait segala macam bentuk kekerasan.
Menutup sesi ini, ibu Dewi menyampaikan:
Pentingnya melakulan antisipasi sebelumnya terjadinya suatu bentuk kekerasan.
Posting Komentar